Buku Langka dan Mereka yang Masih Setia pada Pasar Santa - TOGEL ONLINE TERPERCAYA

Breaking

Saturday, December 28, 2019

Buku Langka dan Mereka yang Masih Setia pada Pasar Santa

Buku Langka dan Mereka yang Masih Setia pada Pasar Santa.



Hasil gambar untuk pasar santa

Tidak tidak sedikit pengunjung yang selesai lalang di lantai 1 Pasar Santa, Jakarta Selatan, pada Sabtu (28/12) senja ini.

Mereka yang datang beberapa besar anak-anak muda yang datang berpasang-pasangan atau bergerombol, serta pengunjung keluarga. Sesekali, tampak pengemudi ojek online yang datang melakukan pembelian pesanan.

Selain mengejar kios-kios yang menjajakan makanan dan minuman, mereka tampak silih berganti masuk mengunjungi pedagang aksesoris, pakaian, sampai piringan hitam.


Salah satunya Aditya, penduduk Jakarta Selatan yang datang bareng teman perempuannya.

"Habis makan, ini keliling lihat-lihat bentar," saat mengobrol dengan CNNIndonesia.com.

Pria berusia 23 tahun itu bercerita dirinya mulai mendengar Pasar Santa pada akhir 2014 -- ketika tempat tersebut masih menjadi tongkrongan kekinian anak muda Ibu Kota.

"Dulu kan memang sempat dibicarain di mana-mana. Tapi saya baru datang ke sini itu mula 2015 bila tidak salah," ujar dia.

Beberapa tahun berlalu, Aditya masih menjadi di antara pengunjung setia Pasar Santa, walau tempat tersebut tak lagi ingar-bingar laksana dahulu. "Sebulan sekali barangkali ada (datang ke sini)," kata dia

Suasana yang tidak begitu ramai dan kios yang memasarkan barang-barang menarik jadi alasannya masih kerap berangjangsana ke Pasar yang berada di area Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu.

"Belakangan ini sangat sering ke toko kitab yang di belakang itu, buku-bukunya langka. Kadang beli, kadang hanya baca-baca," ucap dia.

Di samping itu, harga makanan dan minuman yang tidak terlampau mahal, pun membuatnya masih sejumlah kali santap di kios-kios kuliner yang terdapat di Pasar tersebut.

"Kadang santap di sini bila lapar berakhir keliling. Kalau nongkrong (di sini) jarang," kata dia.

CNNIndonesia.com mengunjungi toko kitab independen yang dimaksud Aditya tersebut, di unsur belakang lantai satu Pasar Santa. Dengan lokasi yang tidak terlampau luas, pengunjung mesti silih berganti masuk ke toko buku mempunyai nama Post Santa tersebut.

Ketika menengok ke dalamnya, selama enam pelanggan sedang di sana -- jumlah yang terhitung tidak sedikit jika dikomparasikan dengan lapak-lapak lainnya. Toko kitab yang rutin melangsungkan diskusi itu dapat bertahan dengan metodenya sendiri, dan mendapatkan lokasi di hati semua pegiat literasi. Tak tidak sedikit penghuni Pasar Santa yang dapat mengikuti.

Saat ini, Pasar Santa memang telah tidak sepopuler akhir 2014 lalu. Kini tidak sedikit kios dengan rolling door warna-warni yang terkunci rapat. Tutup entah hingga kapan.

Berdasarkan keterangan dari salah satu pedagang mempunyai nama Imam, kini tidak sedikit kios-kios yang gulung tikar disebabkan harga sewa kios yang melambung. Berdasarkan pencarian CNNIndonesia.com, lapak yang sedang di area sangat depan pasar alias yang berpotensi sangat ramai, disewakan dengan harga Rp25 juta per tahun. Padahal lima tahun lalu melulu Rp3,5 juta per tahun. Belum lagi andai bicara jumlah pembeli yang semakin berkurang. Para saudagar pun memilih memblokir lapak.

"Penghasilan berapa, bayar kios berapa. Itu yang pada tutup memang tutup permanen, bukan sebab lagi libur," kata Imam.

No comments:

Post a Comment