Miliarder AS Bunuh Diri dalam Penjara
Jeffrey Epstein yang tengah berada di penjara atas dugaan kejahatan seksual yang melibatkan anak di bawah umur dikabarkan . Melansir CNN, dua petugas kepolisian telah mengonfirmasi berita ini pada Sabtu.
Pada Jumat (9/8) diketahui bahwa pengadilan baru saja mengungkapkan fakta-fakta terbaru tentang klaim yang dituduhkan pada Epstein, dalam dokumen terdiri dari ratusan halaman. Epstein, yang sedang menunggu jadwal persidangan, ditemukan tidak responsif di selnya di Metropolitan Correctional Center, sebuah fasilitas penahanan federal di New York, sekitar pukul 06.30 waktu setempat.Staf kemudian berusaha memberi pernafasan buatan. Epstein sempat dilarikan ke rumah sakit, di mana ia lantas dinyatakan meninggal. Seorang pejabat federal menyebut tidak ada tanda-tanda ia dibunuh. Saat ini, FBI sedang menyelidiki hal itu, namun pihak berwenang meyakini Epstein menggantung dirinya sendiri.Epstein dibui sejak awal Juli lalu, ketika ia mengaku tidak bersalah atas dakwaan dari jaksa federal New York. Ia dituduh menjadi bagian dari lingkaran perdagangan gadis-gadis di bawah umur, beberapa di antaranya disebut berusia 14 tahun. Epstein diketahui sempat mengajukan permintaan penahanan rumah, namun ditolak. Jaksa Agung William Barr mengungkapkan dirinya terkejut mengetahui Epstein melakukan bunuh diri di dalam tahanan federal. Menurutnya, Inspektur Jenderal Departemen Kehakimin akan menyelidiki kondisi kematian Epstein."Kematian Tuan Epstein menimbulkan pertanyaan serius yang harus dijawab," ujar Barr melalui rilis.Sebuah sumber menyebutkan Barr marah mendengar peristiwa tersebut dan bersikeras untuk benar-benar memahami apa yang terjadi. Sementara, seorang pengacara Epstein, Marc Fernich menyerukan 'penyelidikan penuh terhadap kematian Epstein'.Fernich menyebut ia berbicara atas nama pribadi, bukan sebagai perwakilan Epstein. Menurutnya, ada beberapa pihak yang dapat disalahkan atas kematian kliennya, termasuk 'penuntut yang terlalu bersemangat', 'politisi yang jadi calo', 'hakim yang patuh' dan 'pers yang histeris'."Masyarakat perlu tahu apa yang terjadi dan mengapa, dan bagaimana penjaganya bisa membiarkan itu terjadi," ujar Fernich.
No comments:
Post a Comment