Rentetan Serangan Roket Kembali Hantam Kedubes AS di Irak.
Badan Narkotika Tim Nasional (BNN) berhasil menggagalkan penyelundupan 33 kilogram shabu dan 2.000 butir ekstasi. Penangkapan itu dilakukan dalam operasi, yang berlangsung pada Kamis (14/2).
Operasi itu dilakukan di IDI Rayeuk, Aceh Timur. Saat penangkapan, tim mendapat lima metamfetamin penyelundupan tersangka di Malaysia di Indonesia melalui laut.
Deputi Inspektur Jenderal BNN pemberantasan polisi Arman Depari mengatakan hari ini bahwa lima tersangka diperoleh. Dia mengatakan bahwa kerjasama dengan penangkapan Bea dan Cukai Aceh dan Sumatera Utara.
The shabu kelima tersangka dibawa dengan bobot yang berbeda. Pertama, polisi mendapat AR tersangka membawa 15 kilogram shabu.
"Penangkapan tim BNN tersangka membawa narkoba dengan tas goni dibungkus AR sepeda motor yang berisi 15 kg shabu dan 2.000 butir ekstasi," tulisnya dalam keterangan resmi Minggu (16/2 ) malam, dikutip Antara.
Namun, pada saat yang sama juga menangkap empat orang lainnya yang mengangkut methamphetamine dari Malaysia ke Indonesia. Jadi ada total 33 kg shabu mengamankan.
Keempat orang sedang mempertimbangkan mendarat di Teluk Nibung obat, Tanjung Balai, Asahan dan Provinsi Sumatera Utara.
Menurut informasi yang diketahui kepada pemilik dan pengendali lalu lintas obat AR adalah AFL, kisaran populasi kutu. Namun, ketika tim mencoba untuk menangkap AFL BNN, ia mencoba untuk melarikan diri dengan mobil dan sengaja menabrak petugas, sehingga gugatan.
"Agen BNN memberikan tembakan, mobil bisa berhenti," kata bintang-dua umum.
Dia mengatakan cedera kepala pengemudi AFL di tabrakan, dan istri dari AFL, Yun yang juga di dalam mobil mengalami luka tembak di belakang.
Selanjutnya AFL isrinya YUN dibawa ke rumah sakit bantuan (RH) Bhayangkara. Namun, pada hari Minggu (16/2) meninggal di rumah sakit AFL Bhayangkara.
"Saat ini, semua tersangka dan bukti yang diperoleh kantor BNN Provinsi Sumatera Utara, dan akan dibawa ke Jakarta melalui bandara Kuala Namu, Deli Serdang, Senin (17/2)," Memiliki -dia mengatakan.
Namun sampai saat ini, tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan. Tapi Amerika Serikat menuduh kelompok al-Shaabi Hashsha berada di balik serangkaian serangan.
Hashsha al-Shaabi kelompok yang didukung oleh Iran, jaringan militer secara resmi dimasukkan ke dalam pasukan keamanan negara Irak.
Pada akhir Desember, serangan roket di markas K1 di Irak utara menewaskan seorang kontraktor AS dan menyebabkan serangkaian peristiwa dramatis.
Dalam pembalasan atas kematian kontraktor, AS telah meluncurkan sejumlah serangan di Irak. Termasuk peluncuran pesawat tak berawak yang menewaskan perwira militer Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani dan salah satu pemimpin militer di Irak, Abu Mahdi al-Muhandis.
Faksi berlomba-lomba bersumpah untuk membalas kematian. Mereka berburu pasukan AS dari Irak.
Minggu serangan pagi terjadi beberapa jam setelah sebuah faksi yang didukung oleh Iran, Harakat al-Nujaba mengumumkan mundur untuk mengusir pasukan AS dari Irak.
"Kami lebih dekat daripada yang Anda pikirkan," kata kelompok itu di Twitter.
No comments:
Post a Comment