Peneliti Temukan Empat Spesies Baru Kumbang di Maluku Utara - TOGEL ONLINE TERPERCAYA

Breaking

Thursday, February 20, 2020

Peneliti Temukan Empat Spesies Baru Kumbang di Maluku Utara

Peneliti Temukan Empat Spesies Baru Kumbang di Maluku Utara

Peneliti Temukan Empat Spesies Baru Kumbang di Maluku Utara



Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mempelajari empat spesies baru Chafer kumbang ditemukan di Maluku Utara.

Kumbang dengan nama Coleoptera Latin: Scarabaeidae dari genus Epholcis ditemukan oleh Pusat Penelitian Biologi LIPI, Raden Pramesa Narakusumo dengan Michael Balke dari Zoologische Staatssammlung München.

Spesies baru keempat adalah Epholcis acutus, Epholcis arcuatus, Epholcis cakalele, dan Epholcis obiensis. Yang berikutnya adalah Maechidius moluccanus lectotipe Moser, kembali dipertelakan dan pindah (sinonim) klan Epholcis sebagai Epholcis moluccanus (Moser).


"Dari bukti ini terlihat spesies kesenjangan besar Epholcis di Papua karena ada belum pernah dilaporkan sebelumnya. Kemungkinan untuk deskripsi dari beberapa spesies Epholcis sebagai Maechidius masih kurang hati-hati, kesamaan baik kumbang dan kurangnya koleksi spesimen," kata Pramesa dalam pernyataan resmi Kamis (13/2).

Pramesa menjelaskan Epholcis kumbang adalah malam serangga (nokturnal) yang memakan daun pohon Eucalyptus di Australia dan juga cengkeh (Syzigium sp).

Dengan penemuan ini, spesies yang dicatat sepuluh Epholcis telah ditemukan. Enam dari mereka diidentifikasi pada tahun 1957 oleh Britton di New Queensland dan New South Wales.

"Sementara di Maluku, mereka berdua makan tanaman dari keluarga Myrtaceae," kata Pramesa.

Penamaan empat spesies baru yang didasarkan pada karakteristik fisik seperti acutus berarti "runcing" dari sudut pronotum batin, arcuatus yang berarti "busur berbentuk" dilihat dari kaki melengkung belakang.

Nama itu diambil dari jenis tari tarian tradisional Maluku dan obiensis merujuk Pulau Obi sebagai lokasi penemuan.

Pramesa menjelaskan metode yang digunakan untuk identifikasi spesies baru menggunakan taksonomi klasik melalui keterangan morfologi akurat dan ringkas, teknik diseksi alat kelamin dan teknik macrophotography.

"Metode ini bergantung pada studi morfologi, mencari melalui publikasi yang lebih tua, dan studi dari satu museum ke museum lain," kata Pramesa.

Pramesa menjelaskan metode ini berbeda dari yang digunakan saat ditemukannya 110 spesies kumbang moncong Trigonopterus menggunakan metode Integratif Taksonomi atau Turbo Taksonomi mengintegrasikan metode taksonomi klasik dengan teknik genetika molekuler.

Identifikasi holotype kumbang ini telah dilakukan sejak tahun 2015 dan spesimen yang diperoleh dari koleksi Museum Zoologi Zoologicum Bogoriense Lapangan Pusat Penelitian Biologi LIPI dan Naturalis Biodiversity Center, Leiden, Belanda.

"Ditambah dengan studi banding spesimen dari beberapa museum besar lainnya seperti Museum Sejarah Alam, London; Museum für Naturkunde Berlin, Jerman, Naturhistorisches Museum Basel, Swiss, dan Zoologische Staatssammlung München, Jerman," jelas Pramesa.

No comments:

Post a Comment