Rekomendasi 'Nyetir' Paling Lama 8 Jam, Istirahat Tiap 4 Jam.

Aktivitas mengemudi ke luar kota pada masa cuti Natal dan Tahun Baru diperkirakan akan meningkat. Praktisi keselamatan berkendara merekomendasikan pengemudi yang mengerjakan perjalanan jauh supaya berhenti guna istirahat masing-masing empat jam.

Pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Palubuhu menyatakan setiap pengemudi harus memahami situasi fisiknya sendiri dan dapat menilai berapa lama tubuhnya bisa bertahan memegang kemudi mobil dalam satu kali perjalanan.

Jusri mengemukakan pada umumnya situasi prima seseorang mengemudi sangat lama empat jam, setelah tersebut perjalanan harus mendapat selingan istirahat sekitar 30 menit.

Dia menyarankan pengemudi melulu mengemudi sekitar delapan jam per hari, tersebut berarti dua kali tidur 30 menit. Bila darurat mengemudi sekitar 12 jam, pengemudi dianjurkan istirahat sekitar 1 jam masing-masing empat jam.

"Bicara jam biologis tubuh, insan punya ketahanan. Makanya mengemudi dianjurkan paling lama delapan jam dalam sehari," kata Jusri.

Bukan hanya dari praktisi keselamatan berkendara, rekomendasi tidur mengemudi pun sudah ditata melalui Undang-undang (UU) Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 90 ayat 2,3 dan 4.

Berdasarkan keterangan dari Jusri jadwal tidur juga dapat dipangkas menjadi sesudah dua jam perjalanan guna menyesuaikan sistem biologis pengemudi yang membutuhkannya. Dia menambahkan pengemudi diinginkan tidak bergantung pada minuman berenergi atau kopi yang sekitar ini dianggap dapat meningkatkan kebugaran mengemudi.

Kata Jusri dua jenis minuman itu melulu akan terasa bugar dari luar, namun tidak di dalam tubuh pengemudi.

"Ya istirahat, istirahat biar hanya 15 menit juga. Jangan minuman berenergi. Itu kan guna memompa jantung jadi terasa tidak ngantuk, sebenarnya badan keletihan. Kalau juga minum kopi tidak boleh berlebihan, lumayan satu gelas sebelum mulai perjalanan," kata Jusri.