Apakah Hanya Saya Yang Menginginkan "The King Eternal Monarch" Berakhir Tragis?
TOGEL ONLINE - Beberapa kisah tidak pernah memaksakan guna dipahami, entah dari sisi alur yang rumit atau sejumlah kegagalan interpreasi anda sebagai penikmat/ pembaca.
Saya mesti berterima kasih untuk Kim Eun Sook, telah mengotak-atik kepala saya sampai-sampai episode 1 hingga 3 mesti saya ulang sejumlah kali dan beberapa pertolongan penjelasan dari Ratu Bulkis Ramli.
Dunia paralel seingat saya bukanlah wajah baru dalam rekaan entah film atau narasi. Beberapa film animasi dengan tema dunia paralel yang direkomendasikan rekan tidak pernah saya tuntaskan dengan baik.
Pun pengetahuan mengenai dunia paralel lantas saya peroleh dari hasil pembacaan singkat kitab 'Michio Kaku', bermula dari ketidak puasan saya terhadap ending The King Eternal Monarch yang mesti bahagia. Bukankah orang-orang bakal belajar tidak sedikit hal dari hal-hal yang tragis.
Tragedi menurut keterangan dari saya selalu membuat jiwa-jiwa yang kokoh. Baiklah pulang ke perihal kitab 'Michio Kaku' di mula bab I dimulai dengan kutipan unik dari G.K Chesterson kira-kira laksana ini:
"Penyair melulu mampu meminta supaya kepalanya menginjak langit. Sedangkan pemikir berusaha supaya langit masuk ke dalam kepalanya. dan pecahlah kepalanya"
Saya lantas membayangkan isi kepala Einstein yang laksana balon karet mainan anak kecil yang andai volume udara yang ditiupkan tidak mampu menampung kapasitas balon maka boomm duar bakal meledak.
Nyatanya urusan ini tidak terjadi pada Einstein, malah saya temukan pada sejumlah penyair yang tidak mampu bertarung dengan kepalanya dan memilih mati, sebut saja si Van Gogh yang mengiris telinganya misalnya.
Dunia paralel yang disajikan oleh Kim Eun Sook dalam The King Eternal Monarch mengantar anda pada dunia khayalan yang mendahului batas realitas, dua dunia, orang yang bertolak belakang dengan wajah yang sama. Ada semesta baru dari replika semesta yang lain.
Orang-orang dapat saling mendatangi tetapi tidak dapat hidup berdampingan, sampai-sampai harus mengorbankan yang satu guna kebertahanan yang lain.
Salah satu adegan unik menurut keterangan dari saya ialah aksi heroik Lee Gon terlihat saat pertempuran sengit terjadi namun dia memilih mundur guna tidak mengorbankan nyawa rakyat lebih banyak.
Untuk unsur ini saya mesti membangkitkan mimpi panjang saya guna tidak bercita-cita lebih tidak sedikit dari dunia fiksi, estetis dalam rekaan gagal dalam penerapan realitas.
Di akhir cerita, perjalanan Lee Gon untuk mendatangi kekasihnya mesti melalui dan membuka sejumlah pintu semesta. Wajah yang sama seringkali ia temui pada masa yang bertolak belakang dengan orang yang berbeda. Pasangan tersebut harus mengunjungi sekian banyak dunia di masa-masa yang berbeda.
Nah apa yang hendak saya katakan bahwa inkonsistensi kisah tentang pengertian dua dunia dan dua semesta yang tidak dapat berjalang beriiringan dalam film tersebut.
Jika Luna Hidup maka Tael mesti mati guna menjaga ekuilibrium kehidupan. Sementara di akhir kisah kita disuguhi dengan Tael yang selesai bahagia dengan dapat mengunjungi semesta yang beda dengan digantikan oleh Luna dalam dunia real.
Artinya apa?
Dalam teori mekanika kuantum sendiri melafalkan bahwa dunia paralel yang terbuat mengandung segala bisa jadi kejadian dan kebalikan dari peristiwa yang sesungguhnya, sampai-sampai akan lebih berterima saat dalam semesta yang satu figur ataupun segala isi semesta punah dan melulu bertahan replika semesta yang baru, hyperspace akan bermanfaat sebagai lokasi pelarian dan timbulnya kehidupan baru (Saya menyebutkan unsur ini seraya beranggapan mungkin di semesta yang beda saya pernah dekat dengan Lee Gon. haha).
The King Eternal Monarch berhasil mendapat apresiasi untuk para penyuka K-POP terbukti dari rata-rata rating yang didapatkan selalu stabil sejak mula ditayangkan dari episode 1 hingga ending 16 episode diperbanyak dengan nilai plus penampakan wajah Lee Gon ( Lee Min Ho).
Ending yang selesai bahagia tidak jarang kali menjadi destinasi utama semua penikmat, bukankah tidak terdapat yang mengharapkan tidak bahagia?
Katakanlah saya mengharapkan hal yang terbalik. Belakangan kisah-kisah tragis menurut keterangan dari saya lebih mempunyai roh, Akan namun dalam sejumlah hal saya sepakat bila seorang pengarang tidak butuh merasa terbebani dengan kehendak pembaca.
Menulis yah mencatat saja. Saya tidak cukup setuju bila seorang pengarang seperti idol yang fobia kehilangan fans, sampai-sampai roh tulisannya hilang.
Eka Kurniawan pernah melafalkan bahwa orang-orang dapat memberikan pengartian pada masing-masing cerita, kemana-mana.
Kalau orang yang mengartikan orang cerdas maka hasil tafsirannya bakal cemerlang. Jika bebal, maka akan diartikan dengan tidak banyak ketololan.
Mungkin saya pada kelompok kedua, penafsir yang sedikit bodoh dengan mengharapkan ending yang bertolak belakang dari yang diinginkan bukankah tolol.
No comments:
Post a Comment