Ada Napi Misterius Tewas Saat Kerusuhan di Lapas Manado
Kebakaran dan kerusuhan yang terjadi di Lapas Tuminting Manado, Sabtu, 11 April 2020, tidak hanya menghanguskan sejumlah blok tahanan, melainkan juga menewaskan satu narapidana. Namun, hingga kini identitas napi tersebut masih misterius.Informasi yang berkembang napi tersebut merupakan Warga Negara Asing (WNA) asal Filipina, yang meninggal terkait dengan Covid-19. Namun, hal itu dibantah oleh Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkum dan HAM Sulut Edy Hardoyo.
"Yang disebut WNA itu ternyata bukan. Karena menurut Konjen Filipina bukan WNA dari Filipina. Dia berasal dari Sangihe, Sulawesi Utara," ungkap Edy saat dikonfirmasi wartawan, Senin (13/4/2020).
Edy mengatakan, untuk memastikan identitas napi itu, pihaknya sudah mengirim surat kepada Konjen Filipina dan meminta jawaban resmi secara tertulis.
"Karena informasi sementara dari Konjen dia bukan warga negara Filipina," dia menjelaskan.
Edy mengatakan, napi tersebut tidak memiliki dokumen sebagai WNA, juga tidak bisa berbahasa Tagalog. Sementara, dokumen WNI juga meragukan.
"Kalau bukan WNA, berarti WNI. Tapi tidak ada dokumen sama sekali," ujar Edy.
Sedangkan, terkait penyebab kematiannya, diduga bukan karena Covid-19 melainkan ada gejala sesak napas. Pihak Kanwil Kemenkum dan HAM Sulut masih menunggu hasil otopsi yang secara resmi akan keluar setelah 14 hari.
"Setelah dikonfirmasi ke rumah sakit, yang bersangkutan shock berat saat aparat melakukan tindakan mengendalikan situasi dalam Lapas. Tekanan daranya sampai 190 dan sesak napas," ungkap Edy.
Meski identitas napi tersebut masih misterius, tetapi jenazahnya telah dimakamkan di pekuburan umum Teling Manado.
"Ada persekutuan umat Katolik yang memakamkan jenazah napi tersebut," ujarnya.
Untuk mengungkap kasus kebakaran dan kerusuhan di [Lapas Tuminting](4225773/222 "") itu Kanwil Kemenkum dan HAM Sulut bekerja sama dengan Polda Sulut terus melakukan pengembangan kasus. Bahkan, kedua pihak itu sudah mengidentifikasi sejumlah napi yang dianggap sebagai otak kerusuhan.
No comments:
Post a Comment