Kalau mau jago seperti Erling Braut Haaland, maka kuncinya adalah harus disiplin dan bekerja keras. Tidak ada kesuksesan yang datang jika kerjaanmu cuma rebahan sambil bengong-bengong tak jelas.
Well, itulah yang diceritakan oleh rekan setim Haaland di Borussia Dortmund, Roman Buerki. Menurut kiper Timnas Swiss itu, puja-puji tak membikin si penyerang Norwegia berpuas diri.
“Jika seorang pemain muda mendapatkan sorotan begitu banyak dan terkenal di dunia pada usia 19 tahun, itu bisa menjadi situasi yang sulit,”
Sebaliknya, Haaland mampu bersikap dewasa, meski sudah mendapat ketenaran dan menjadi penyerang andalan tim di usianya yang kini belum genap 20 tahun. Dia mampu menjaga performanya dan tetap buas di depan gawang. Apa rahasianya?
"Erling sangat profesional. Saya selalu menjadi salah satu pemain yang pertama datang ke pusat pelatihan. Namun, dia [bisa] ada di sana lebih awal. Dia juga datang ke pusat pelatihan pada hari libur. Dia tahu apa yang penting dan baik untuknya," jelas kiper 29 tahun itu.
Bayangkan, pada hari libur saja, Haaland datang ke tempat latihan. Kurang totalitas apa coba? Ya, pantas kalau mainnya jago. Latihannya sedisiplin itu dan mau mengorbankan kenyamanan untuk menjadi lebih baik.
Aku benci setiap menit dalam latihan, tetapi aku bilang, "Jangan Berhenti! Menderita sekarang dan jalani sisa hidupmu sebagai seorang juara".
-Muhammad Ali.
No comments:
Post a Comment