LIPI Ungkap Faktor Ular Bermunculan Saat Banjir Jakarta - TOGEL ONLINE TERPERCAYA

Breaking

Thursday, January 2, 2020

LIPI Ungkap Faktor Ular Bermunculan Saat Banjir Jakarta

LIPI Ungkap Faktor Ular Bermunculan Saat Banjir Jakarta.


Hasil gambar untuk ular banjir

LIPI ahli herpetologi memberikan penjelasan mengapa banyak ular yang ditemukan selama banjir melanda Jakarta, Rabu (1/1). Hal tersebut diungkapkan untuk menjawab banyak hasil ular oleh warga saat banjir menggenang.

Sebagian besar hasil dilaporkan ular warganet ular adalah jenis python. Meskipun beberapa juga menemukan ular kobra, ular kepala-dua atau ular berkepala dua, dan pemecatan ular yang diklasifikasikan sebagai ular air.

"Ular bernapas yang benar dengan paru-paru, sehingga ketika banjir, ia bangkit, mencari tempat yang lebih tinggi," kata pakar Hepertologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy dihubungi melalui telepon, Kamis (2 / 1).
Seperti manusia, ular juga mencari tempat yang tidak rawan banjir. Jadi mereka sering melarikan diri ke sebuah rumah atau bangunan lainnya, seperti ditulis oleh University of Wisconsin, USA.


Menurut Amir berpotensi ular datang dari Jakarta. Karena, katanya ular baik menjadi yang tinggal di daerah perkotaan. Amir Hal ini dikatakan ketika ditanya apakah ular memang dari habitat asli atau ular peliharaan.

"Populasi ular di sekitar Jabodetabek, tetapi ukuran mereka biasanya enggak besar. Bahkan di kota-kota seperti Bangkok, Kuala Lumpur, Singapura masih mencari, "katanya lagi.

Menurut Amir, ular ini mampu beradaptasi dengan habitat manusia. Hal ini mungkin ular yang tinggal di daerah perkotaan. Namun, umumnya ukuran ular itu tidak terlalu besar.

Habitat alami dianggap ular umumnya ditemukan di pohon-pohon besar, lubang pohon, daerah dengan banyak pohon-pohon atau sekitar pohon bambu.
Kemampuan ular yang tinggal di kota-kota besar, menurut Amir didukung oleh ketersediaan makanan yang banyak yang tikus. Dengan demikian, menurut dia, ular sering ditemukan di selokan.

Identifikasi foto dan video yang diposting di Internet, menurut Amir Kebanyakan ular telah ditemukan bisa menjadi ular peliharaan. Ini adalah identifikasi dari pola batik yang terlihat ular.

"Jika warnanya sudah morfosis (berbeda) yang ditemukan saat banjir tentu ular (python) longgar hewan," katanya.

Namun, ular dengan pola batik berpikir secara alami bisa menjadi lingkungan atau ular dari hulu yang dibawa oleh banjir. Oleh karena itu, python dengan pola morfosis berbeda dengan pola alami dicintai pecinta ular.
Python sendiri mengatakan bisa membahayakan manusia jika memiliki lebih dari 5,2 meter panjang. Oleh karena itu, ular ukuran ini dapat memutar dan makan manusia.

"Tetapi bahkan kemudian di Jawa, sangat jarang. Dalam ukuran alam dari 5 meter sampai uda langka. "

Karena menurutnya butuh waktu lama untuk ular untuk mencapai suatu ukuran besar. Untuk mencapai ukuran 7 meter oleh Amir take dekade.

Saat ini, python dengan ketinggian 3-4 meter masih tumbuh secara eksponensial (perampokan). Namun, pertumbuhan ular pada 5-6 meter landai sudah alias populasi cenderung tetap. Sementara ular sampai 8,5 meter panjang sudah sangat langka di alam. Pemelihara tunggal ular dapat menyimpan ular tersebut untuk 9-10 meter.

No comments:

Post a Comment