LAPAN Ungkap Gelombang Dingin dari Tibet soal Banjir Jakarta.
Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaludin menjelaskan ada dua komponen utama terjadinya bencana banjir, yaitu curah hujan tinggi dan daya dukung lingkungan.
Menurut dia, banjir yang menerjang sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi disebabkan oleh faktor curah hujan yang intensitasnya meningkat.
"Pada dasarnya pembentukan awan itu terkait dengan distribusi panas, dalam kondisi yang normal, distribusi panas hanya karena posisi Matahari ke utara dan selatan," tutur Thomas kepada awak media usai konferensi pers di kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Jumat (3/1).
"Sekarang posisi Matahari berada di selatan, maka pemanasan berada di selatan, angin bertiup dari utara kemudian bertemu dengan angin selatan sehingga terjadi pembentukan awan di Indonesia bagian selatan," sambungnya.
Selain itu kata Thomas, curah hujan tinggi juga disebabkan oleh gelombang seruak dingin (cold surge) dari Tibet ke Hong Kong yang saat ini mengarah ke Jakarta.
Cold surge sendiri merupakan gelombang yang mengandung massa udara dingin dari daratan Asia ke arah selatan. Akibat fenomena ini, menyebabkan naiknya kecepatan angin dan turunnya temperatur sehingga menyebabkan cuaca cerah pada daerah yang dilaluinya.
Jika cold surge melewati daerah yang lebih jauh ke ekuator maka akan menyebabkan curah hujan meningkat dan tersebar secara merata.
No comments:
Post a Comment