Juventus Membuat Matthijs de Ligt Bermain dengan Kepala Dingin

Matthijs de Ligt akhirnya menutup paruh pertama musim pertamanya dengan Juventus. Segala sesuatu yang muncul di awal musim tampaknya menunjukkan bahwa keputusan untuk pindah ke Juventus tidak tepat.
De Ligt bahkan pencelupan pertandingan pertamanya sebagai punggawa Juventus dengan bunuh diri gol. Ini belum ditambah dengan kinerja yang membuat orang ragu-ragu.
kinerja de Ligt tidak bisa disebut babak belur. Dalam tiga bulan pertama atau per November 2019, tindakan defensif yang dilakukan De Ligt hadir dalam bentuk sapuan (4.3).
Catatan Dachshund (0,9) dan intercept (0,6) tidak menonjol. Kondisi ini muncul karena Juventus lebih mengontrol bola sehingga tidak perlu sering disita.
Yang membuat keraguan timbul proses adaptasi De Ligt yang membutuhkan waktu beberapa bulan. Saat ini De Ligt tidak bermain di posisi alami mereka di sisi kanan. Ini belum ditambah dengan kebutuhan untuk menjalin komunikasi dengan para pemain dalam bahasa asing.
Namun demikian, kinerja De Ligt ditingkatkan. Peran para senior juga tidak bisa lepas dari proses adaptasi De Ligt. Menurut dia, Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci banyak saran bagaimana menjadi seorang bek top di Serie A.
"Chiellini adalah bek yang sangat berpengalaman. Dia tahu semua harus bermain seperti. Saya masih muda dan cenderung impulsif. Saya ingin memenangkan semua duel, tapi kadang-kadang jauh lebih baik untuk bermain dengan kepala dingin. Itu apa yang saya belajar dari dia," kata De Ligt,
"Saya juga belajar banyak dari Bonucci. Mereka adalah pengalaman yang sama-sama kaya. Sekarang saya mencoba untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja," kata De Ligt.
Proses adaptasi yang adalah apa yang membuat De Ligt semakin sadar Italia-gaya sepak bola, terutama Serie A. Namun tidak berguna untuk memiliki bakat dan skill mumpuni jika tidak akrab dengan karakter kompetisi yang diikuti.
"Tentu saja ada perbedaan antara Eredivisie dan Serie A, terutama ketika berbicara tentang persaingan antartim, termasuk tim-tim yang lebih kecil," kata De Ligt.
"Big empat tim di Belanda sangat bagus, tapi saya pikir tim di sini adalah jauh lebih baik daripada di Belanda Semua permainan di sini -. Siapapun lawannya - tes bagi kami," jelas De Ligt, dikutip Football Italia.
Kualitas atas bek Juventus diperlukan. Selain itu, Serie A 2019/20 persaingan menjadi lebih 'liar'. Tim kuda hitam muncul, pelatih baru datang untuk membawa perubahan.
Menyelipkan sedikit sebuah, Juventus bisa habis. Selain itu, Juventus tidak hanya bersaing di Serie A. Masih ada judul Coppa Italia dan tentu saja Liga Champions untuk mengejar.
No comments:
Post a Comment