Indonesia dan Hungaria Bentuk Dana Investasi Rp14 Triliun

Indonesia dan pemerintah Hungaria sepakat untuk membentuk Indonesia-Hungaria Investment Fund dengan total dana Rp 14 triliun.

Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hungaria Péter Szijjártó menyatakan siap untuk menghabiskan US $ 500 juta, atau 7 triliun (dengan asumsi tingkat Rp14 ribu per dolar) untuk dana investasi.

"Kedua negara (Hungaria dan Indonesia) dicairkan US $ 500 juta per negara. Dana tersebut untuk berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia," katanya saat berkunjung ke kantor PUPR, Kamis (23/1).


Demikian pula, pemerintah melalui Kementerian Perumahan dan Pekerja Umum (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan kesediaannya memancarkan jumlah yang sama dana.

"Tunggu saja persetujuan dari Bapak Presiden hari ini," kata Basuki.

Selain pembentukan dana investasi, kedatangan delegasi Hungaria juga membahas kemungkinan keberlanjutan investasi Sistem Pengelolaan Air atau Sistem Penyediaan Air (SPAM).

Keterlibatan Hungaria di tahap kedua penyediaan SPAM tahun 2019 setelah pemerintah gagal memenuhi target rata-rata nasional 100 per akses persen ke air minum yang aman. Sebelumnya memiliki dana yang dikucurkan sebesar US $ 36.440.000 atau Rp 510 (kurs Rp 14 ribu) miliar untuk penyediaan SPAM dengan kapasitas 20-40 liter / detik.

Basuki mengaku tidak memiliki skema kerjasama canggih. Namun, Basuki mengatakan pemerintah menolak 50:50 skema sebelumnya disetujui.

"Kami ingin lagi memakai senjata (skema) 50:50, kami ingin lebih, 70:30 atau bagaimana lah, kita akan meninjau lagi," katanya Menteri PUPR selama dua periode.

50 persen kepemilikan disebut menjadi masalah bagi Indonesia untuk melakukan perubahan kontrak sehingga materi yang dapat dibeli harus diimpor dari Hongaria.

Hal ini juga disebut potensi kerjasama yang lebih akan ditinjau melalui studi kelayakan oleh Hungaria-Indonesia tahun ini.