Tim ITS Rebut 14 Penghargaan dari Kejuaraan Dunia Robot FIRA - TOGEL ONLINE TERPERCAYA

Breaking

Sunday, August 18, 2019

Tim ITS Rebut 14 Penghargaan dari Kejuaraan Dunia Robot FIRA

Tim ITS Rebut 14 Penghargaan dari Kejuaraan Dunia Robot FIRA

Tim ITS Rebut 14 Penghargaan dari Kejuaraan Dunia Robot FIRA


Tim Robotika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)berhasil merebut 14 penghargaan saat mengekor kejuaraan dunia robot, FIRA Roboworld Cup 2019 di Changwon, Korea Selatan.

Dalam persaingan yang berakhir, Jumat (16/8) tersebut, ITS mengirim tiga kesebelasan robot: robot terbang Bayucaraka, robot soccer beroda Iris, dan robot soccer humanoid Ichiro.

"Dalam persaingan dunia ini, Tim Ichiro dan Tim Iris masing-masing sukses meraih 12 dan 2 penghargaan. Sayangnya, Tim Bayucaraka masih belum dapat meraih penghargaan pada peluang ini," demikian ujar Pembina Tim Robotika ITS, Muhtadin dalam rilis yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (18/8).


Penghargaan dari Tim Ichiro mencakup Juara 1 pada kelompok Weightlifting Humanoid Robot, Penalty Kick Humanoid Robot, Sprint Humanoid Robot Adult Size, Obstacle Run Humanoid Robot Adult Size, Sprint Humanoid Robot KidSize, dan Mini DRC Humanoid Robot KidSize.


Selain tersebut juga berhasil meraih Juara 2 Mini DRC Humanoid Robot Adult Size, Obstacle Run Humanoid Robot KidSize, maraton Humanoid Robot Soccer Adult Size, dan All Round Humanoid Robot Adult Size.

Kemudian Juara 3 Mini DRC Humanoid Robot KidSize dan All Round Humanoid Robot KidSize.

Muhtading menuliskan kesuksesan Tim Ichiro tersebut tak lepas dari segala persiapan, riset, dan simulai yang telah dilaksanakan anggotanya. Namun terdapat sejumlah kendala yang dihadapi.

"Sehingga urusan itu menjadikan Tim Ichiro kehilangan kesempatan yang lebih tidak sedikit untuk meraih penghargaan," ujar dosen Departemen Teknik Elektro ITS tersebut.

Pada kelompok maraton, robot Ichiro gagal sebab mempunyai ukuran yang sangat besar salah satu peserta robot lainnya. Ukuran kaki yang begitu kecil menimbulkan kendala untuk berlangsung pada jalan yang miring.

"Sehingga kestabilan robot tersebut paling kecil," tuturnya. 

Itu, kata Muhtadin, sudah dievaluasi sampai-sampai mendatang timnya bakal menambahkan sensor pada kaki robot. Harapannya, robot Ichiro dapat menyesuaikan dengan medan yang ada.


Sedangkan pada Tim Iris, Muhtadin mengakui sebenarnya ketika simulasi robotnya telah bagus saat berjalan secara otomatis. Namun, di perlombaan, ternyata sistem jaringan internet atau wi-fi teramat padat. Walhasil, perlengkapan yang dipunyai oleh Tim Iris sama sekali tidak dapat terkoneksi sehingga faedah otomatis tidak dapat berjalan sama sekali. Tim Iris pun lantas harus mengendalikan semuanya secara manual.

Walaupun demikian, Tim Iris sukses meraih dua penghargaan yakni juara kedua Localization Challenge Robot Soccer dan Passing Challenge Robot Soccer.
Sementara itu, dosen pemandu Tim Bayucaraka ITS, Atar Fuady Babgei mengakui adanya kendalanya teknis pada robot pesawat terbang kepunyaan tim ini.

Salah satu penyebabnya mengenai situasi lapangan yang ada. Pasalnya, situasi permukaan di arena kompetisi lebih halus bila dikomparasikan kondisi permukaan yang biasa dilalui. Hal itu menjadikan sensor di pesawatnya tidak cukup tepat.

"Jadi saat pesawat sedang terbang menjadi kehilangan keseimbangan," paparnya.

FIRA ialah federasi dunia guna asosiasi robot-robot. Gelaran Fira Roboworldcup atau sering disingkat jadi Fira Cup tersebut telah dilangsungkan sejak 1996 silam. Sejak ketika itu sampai saat ini, dilansir dari website resminya, FIRA mempunyai tempat reguler untuk melangsungkan FIRA Cup secara bergantian yaitu di Australia, Brasil, China, Prancis, dan Korea.

No comments:

Post a Comment