Bangga Indonesia, Alasan Khofifah Suka Sosok Nyai Ontosoroh - TOGEL ONLINE TERPERCAYA

Breaking

Wednesday, August 14, 2019

Bangga Indonesia, Alasan Khofifah Suka Sosok Nyai Ontosoroh

Bangga Indonesia, Alasan Khofifah Suka Sosok Nyai Ontosoroh



Bangga Indonesia, Alasan Khofifah Suka Sosok Nyai Ontosoroh

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan* salah satu pembaca kitab* karya sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Ia mengungkapkan bahwa dirinya turut bersembunyi ketika* membaca kitab* Bumi Manusia. 


Buku yang diterbitkan pada 1980 tersebut* sempat dilarang oleh pemerintah karena dirasakan* menyebarkan paham Marxisme dan komunisme. Namun, Khofifah mempunyai* pandangannya sendiri.

"Itu di antara* yang diberi otoritas untuk menyimak* pikiran Karl Marx. Jadi relatif anda* mengenal sejumlah* telaah, tulisan tergolong* novel Bumi Manusia," katanya di Gedung Grahadi Surabaya, Jawa Timur, Kamis, (8/8).


Khofifah lantas* mengatakan bahwa karakter Nyai Ontosoroh adalah*salah satu favoritnya sebab* mempunyai* semangat kehormatan* hati* menjadi orang Indonesia. Hal tersebut* pula yang menurutnya dapat* mendorong Indonesia guna* lebih percaya diri.
"Nyai Ontosoroh tidak senang diperlakukan sebagai second class. Sebetulnya, tersebut* juga terdapat* di dalam diri kita. Oleh karena tersebut* bagaimana saya dan anda butuh* menerapkan kesetaraan," ungkap Khofifah.

"Saya tidak jarang* sekali menyuruh* kita seluruh* untuk bangga dengan Indonesia dan itu dengan kata lain* apa yang menjadi pergolakan Nyai Ontosoroh sebenarnya* sering saya ucapkan* sebagai pesan tidak boleh* sampai anda* punya punya jiwa inlander." lanjutnya.

Nyai Ontosoroh adalah*seorang gundik yang dipasarkan* ayahnya untuk* seorang pengusaha Belanda. Sejak hidup dengan pengusaha Belanda itu, perempuan mempunyai* nama* asli Sanikem mencungkil* identitasnya dan dipanggil "nyai". 

Pada ketika* itu, "nyai" dirasakan* sebagai wanita* yang tidak mempunyai* norma kesusilaan sebab* statusnya sebagai istri simpanan. 

Status seorang "nyai" sudah* membuatnya paling* menderita, sebab* ia tidak mempunyai* hak asasi insan* sepantasnya. Nyai Ontosoroh sadar betul bakal* kondisi tersebut* dan berjuang* keras belajar, supaya* dapat dinyatakan* sebagai seorang manusia.

Di samping* Nyai Ontosoroh, Bumi Manusia bercerita mengenai* Minke, di antara* anak asli* yang sekolah di HBS. Pada masa itu, yang bisa* masuk ke sekolah HBS ialah* orang-orang keturunan Eropa. 

Namun Minke, di samping* anak seorang pesohor, pun* pribumi yang pandai. Ia paling* piawai menulis.
Melihat situasi* di sekitarnya, Minke tergerak guna* memperjuangkan nasib pribumi melewati* tulisan, yang menurutnya menciptakan* suaranya tidak bakal* padam ditelan angin.

Melalui buku, secara hidup Pram pun* menggambarkan situasi* masa kolonialisme Belanda pada ketika* itu. Ia memasukkan secuil demi secuil rinci* ke dalam tulisannya sehingga serupa* dengan situasi* asli dan dapat* dijadikan di antara* referensi sejarah meskipun fiktif.

Kisah itu* diadaptasi ke dalam film yang ditunjukkan* oleh Hanung Bramantyo, dengan memperlihatkan* akting dari Sha Ine Febriyanti sebagai Nyai Ontosoroh, Iqbaal Ramadhan sebagai Minke, Mawar Eva de Jongh sebagai Annelies, serta didukung aksi Ayu Laksmi, Donny Damara, Jerome Kurnia, Giorgino Abraham, Bryan Domani, Christian Sugiono, Ciara Brosnan, dan Hans de Krekker.

Film yang naskahnya ditulis Salman Aristo tersebut* dijadwalkan tayang pada 15 Agustus 2019, bersamaan dengan film Perburuan yang pun* diadaptasi dari karya Pram. 

No comments:

Post a Comment