Heboh Kepala Polisi Minta Trump Tutup Mulut karena Ucapannya Malah Perburuk Situasi
Heboh Kepala Polisi Minta Trump Tutup Mulut karena Ucapannya Malah Perburuk Situasi
Unjuk rasa menuntut keadilan atas meninggal warga kulit hitam Amerika Serikat, George Floyd, yang ditindih polisi masih digelar hingga sekarang. Protes yang awalnya terjadi di kota Minneapolis, kini telah meluas ke seluruh negeri dan diikuti juga di banyak negara lain.
Ketika Presiden Donald Trump telah menyalahkan media dan juga pemerintahan negara bagian karena tidak bertindak tegas terhadap para pemrotes, ia justru dinilai telah memperkeruh keadaan dengan pernyataan-pernyataannya di televisi maupun lewat akun Twitternya. Video viral di bawah ini menunjukkan kepala kepolisian kota Houston, Art Acevedo, geram hingga mengkritik sang presiden.
"Saya ingin menyampaikan ini kepada Presiden Amerika Serikat, atas nama semua kepala kepolisian di seluruh negera ini, jika kamu (Trump) tidak memiliki hal konstruktif untuk dikatakan, maka tolong tutup mulutmu saja," ujar Acevedo menjawab presenter CNN Christiane Amanpour ketika ditanya tanggapannya mengenai Trump.
Acevedo menyayangkan ucapan sang presiden selama unjuk rasa kematian George Floyd meluas ke seluruh negeri. Menurutnya, perkataan yang dilontarkan tidak membuat situasi menjadi reda, namun justru mempekeruh dan mengakibatkan semakin banyak polisi yang terluka ketika mengamankan kerusuhan.
Ia juga menyebutkan bahwa meski banyak orang yang tidak menyukai Trump, namun ia tetaplah presiden untuk rakyat AS dan mereka membutuhkan sosok pemimpin yang bijak pada masa yang sulit ini.
"Saatnya menjadi presiden dan tidak seperti hal yang kamu lakukan di acara The Apprentice. Ini bukan Hollywood, ini adalah kehidupan nyata, dan banyak nyawa yang terancam."
Acevedo juga meminta para pendemo agar berunjuk rasa secara damai. Jika mereka tak suka kebijakan pemerintah, maka cara yang benar adalah menyampaikan aspirasi mereka saat pemilu, bukan dengan melemparkan batu bata dan merusak. Pemilihan Presiden di AS dijadwalkan akan digelar pada November mendatang.
Uskup Agung Washington D.C., Wilton Gregory, juga telah mengkritik Trump karena telah mempolitisasi dan menggunakan tempat suci bagi umat Katolik sebagai aksi publisitas.
Kemarin, Selasa (2/6), Trump dan ibu negara, Melania, mendatangi Kuil Nasional Santo Yohanes Paulus II di D.C. untuk menandatangani perintah eksekutif yang mempromosikan kebebasan beragama di luar negeri.
Namun hal itu telah dikritik oleh Uskup Agung karena menilai bahwa kunjungan itu telah "disalahgunakan" dan "dimanipulasi" untuk ajang promosi. Dia mengatakan dia menemukan tindakan presiden "membingungkan dan tercela".
Sebelumnya, Trump menyalahkan Wali Kota Minneapolis, Jacob Frey, atas kekacauan yang terjadi di kotanya karena dinilai tidak tegas terhadap para perusuh.
Pada hari Senin, Trump mengancam akan mengirim militer untuk memadamkan kerusuhan dan bersumpah untuk "mendominasi jalanan" AS. Trump mengatakan akan mengerahkan pasukan jika kota dan negara bagian gagal mengendalikan protes.
No comments:
Post a Comment