Awasi Physical Distancing, Robot Anjing Dilepas di Taman Kota Singapura
Singapura adalah negara dengan populasi paling sedikit di kelompok negara ASEAN, namun kini juga memiliki jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak. Pemerintah telah mengupayakan berbagai cara, seperti memperketat restriksi dan memperpanjang kebijakan lockdown yang disebut "circuit breaker".
Belakangan ini, pemerintah Singapura juga telah memperkenalkan inovasi baru seperti yang terlihat dari video @ggreenwalk yang kini telah disaksikan jutaan orang di Twitter.
Dalam video itu, sebuah robot anjing yang disebut robodog, telah dilepas di taman pusat kota Singapura untuk memantau dan mengingatkan warga agar melakukan physical distancing. Robodog yang berwarna kuning dan hitam itu berkeliaran di taman-taman kota, dilengkapi dengan kamera dan sensor untuk dapat berkeliling sambil memindai jarak dan jumlah orang yang berkerumun.
Ketika robot mendeteksi adanya pelanggaran, ia akan meutar rekaman suara yang menginstruksikan masyarakat untuk membubarkan diri seperti berikut, “Mari jaga Singapura tetap sehat. Untuk keselamatan Anda sendiri dan bagi orang-orang di sekitar Anda, berdirilah setidaknya satu meter. Terima kasih."
Selain robodog, pemerintah Singapura juga menerbangkan drone untuk mengkalkulasi jumlah pengunjung di taman kota. Pemerintah memang telah memperketat restriksi yang membatasi jenis kegiatan yang bisa dilakukan warga di luar rumah, namun masyarakat masih boleh berolahraga di lebih dari 300 taman kota di seluruh negeri.
Robot ciptaan perusahaan AS bernama Boston Dynamics ini memang jenius, tetapi juga menuai kontroversi di kalangan masyarakat. Masih dalam masa uji coba, robodog dikritik karena beberapa kali salah mengkalkulasi jarak antar warga. Gerak-geriknya yang "bionik" juga membuat sejumlah orang takut.
Meski begitu, sejumlah penggemar teknologi justru mendatangi taman-taman kota untuk melihat dan mendokumentasikan cara kerja robodog secara langsung. Hal ini tentunya melanggar peraturan pemerintah karena mereka berlama-lama berada di luar rumah.
Sejak awal April kemarin, pemerintah Singapura telah memperpanjang masa restriksi hingga Juni serta menambah larangan sejumlah kegiatan yang bisa dilakukan di luar selama lockdown. Hal tersebut dilakukan karena Singapura tengah mengalami gelombang kedua wabah Covid-19.
Sebelumnya pada pertengahan Maret lalu, Singapura sempat dipuji karena dinilai telah berhasil mengatasi wabah Covid-19. Pada saat itu jumlah orang terinfeksi berada di angka 3 ribuan dan hanya meningkat sedikit setiap harinya, sehingga pemerintah memutuskan untuk melonggarkan restriksi. Tetapi kemudian jumlah orang yang terinfeksi justru meningkat, hingga kini, Senin (11/5), Singapura telah melaporkan lebih dari 23 ribu kasus Covid-19.
Dikabarkan bahwa penyebab terjadinya gelombang baru Covid-19 di Singapura adalah karena padatnya pemukiman pekerja migran dan disertai pelonggaran restriksi yang terlalu dini.
No comments:
Post a Comment