Robert Alberts Beberkan Perbedaan Sepak Bola Indonesia dan Malaysia

Persib akan bersinar di Asia Tantangan turnamen pada 18-19 Januari 2020. Dalam laga yang akan digelar Selangor, Malaysia, pelatih Robert Alberts Persib Maung Bandung akan memimpin skuad di laga perdana turnamen melawan Selangor FA.
Sebelum menghadapi tim tuan rumah, Robert bisa berbagi cerita tentang perbedaan besar sepak bola Indonesia dan Malaysia. Seperti diketahui, pada tahun 1999, pelatih asal Belanda memiliki kesempatan untuk mencoba peruntungan di karirnya di Asia Tenggara dengan tim dilatih Malaysia, Kedah FA.
Menariknya hanya satu tahun, klub mencapai ganda winne diantarkannya Liga Champions dan Malaysia Piala Malaysia 1993 lalu.
"Ada banyak perbedaan, baik mentalitas, organisasi dan infrastruktur. Kami hanya dibahas. Mereka (Malaysia) sudah mulai pramusim dan mereka sudah tahu kapan liga akan dimulai. Sementara kita tidak tahu kapan liga dimulai. Itu besar yang perbedaan," kata Robert dalam konferensi pers Asia Tantangan 2020, Jumat (2020/01/17).
Pelatih yang bisa menjadi taktik juru U-19 Malaysia juga mengatakan bahwa ketidakpastian jadwal liga itu karena sangat mempengaruhi persiapan tim. Pasalnya, menurut Robert, setiap pelatih di tim harus mampu mengatur program latihan yang tepat sehingga para pemain bisa berada di tingkat atas ketika liga dimulai.
"Kami mempersiapkan sesuatu tetapi tidak benar-benar tahu kapan akan mulai. Dalam sepak bola profesional kita harus tahu kapan liga digelar sehingga pelatih tahu apa yang harus dilakukan, berapa minggu saat dipegang untuk mempersiapkan, dan sekarang kita tidak tahu itu, "katanya.
Namun di balik kurangnya sepak bola Indonesia, Robert memuji fanatisme yang luar biasa dari para fans Indonesia. Robert juga mengakui sangat kagum melihat jumlah cinta bagi masyarakat
Indonesia untuk sepak bola. Bahkan Robert kagum setiap kali aku melihat antusiasme para fans Indonesia yang selalu mengisi stadion.
"Perbedaan lain adalah bahwa yang pertama adalah orang banyak, mayoritas stadion di Indonesia selalu banyak penonton dan penggemar selalu mencintai klub mereka. Itulah yang saya sukai dari Indonesia. Fans mengenakan klub jersey kebanggaan mereka, saya jarang melihat fans mengenakan jersey Barcelona, Chelsea. di Bandung saya melihat mereka mengenakan jersey Persib, di Kota Malang dan Makassar juga, "katanya.
Selain itu, hal lain yang membuat Robert kagum adalah sepak bola telah menjadi budaya bagi masyarakat di Indonesia. buktinya ada di setiap kota ke desa-desa terpencil, fanatisme para pendukung klub sangat dirasakan cintanya.
"Mereka menegakkan klub mereka dan memiliki menjadi sebuah kebudayaan. Mereka melakukan apa pun untuk mendukung klub. Di Indonesia, setiap kota memiliki sebuah stadion, bahkan di desa kecil juga memiliki stadion menurut liga piramida, kasta pertama yang kasta ketiga. di Malaysia klub masih terbatas dan stadion, itu perbedaan besar, "kata Robert.
Namun, berbicara tentang organisasi, Robert cukup memuji struktur organisasi sepak bola yang diselenggarakan negara tetangga. Karena menurut pelatih berusia 65 tahun, Malaysia memiliki struktur organisasi yang lebih mapan dan terstruktur. Sementara Indonesia masih dalam tahap pembentukan struktur organisasi. Tapi Robert percaya, jika organisasi struktrur sepak bola san infrastruktur dapat Indonesi didirikan, maka Indonesia bisa berubah menjadi sepak bola raksasa.
"Tapi Malaysia telah memiliki organisasi yang baik, sedangkan Indonesia masih dalam proses membangun tentang struktur sepak bola. Tetapi jika mereka (Indonesia) mampu melakukan, saya pikir Indonesia bisa menjadi sepak bola raksasa. Ada banyak bakat dari klub-klub yang ada, dengan semangat besar pada sepak bola. Kalau saja infrastruktur dapat ditingkatkan, saya pikir Indonesia bisa bangkit. yang terpenting adalah bagaimana memperbaiki infrastruktur dan organisasi, "katanya.
No comments:
Post a Comment