China dan Myanmar Sepakati Proyek Bendungan US$3,6 Miliar

China dan pemerintah Myanmar menandatangani perjanjian kerjasama proyek infrastruktur mega sebesar US $ 3,6 miliar. Proyek infrastruktur ini merupakan bagian dari Koridor Ekonomi China-Myanmar (CMEC).
Proyek bendungan tertunda pada tahun 2011 yang lalu untuk banyak kritik dan penolakan.
Dikutip AFP, Presiden China Xi Jinping telah menandatangani kesepakatan bersama dengan pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, Sabtu (18/1) ini.
Xi diketahui sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Myanmar selama dua hari setelah negara-negara Barat keluar dari Myanmar.
Karena, Myanmar dituduh tindakan keras militer terhadap minoritas Muslim Rohingya disebut penyelidik PBB sebagai genosida.
Sementara hubungan antara China dan Myanmar telah diperkuat setelah negeri tirai bambu masih memilih untuk berinvestasi meskipun kutukan.
Menurut surat kabar milik pemerintah global New Light of Myanmar, Xi disebut kunjungan momen bersejarah bagi kedua negara.
Selama kunjungannya, Xi juga menyinggung sikap Amerika Serikat (AS), yang tidak adil untuk memberikan sanksi kepada kepala militer Myanmar Min Aung Hlaing.
Sanksi itu terkait dugaan genosida terhadap Rohingya di Myanmar. Suu Kyi, yang reputasinya dianggap telah hancur di mata negara-negara barat untuk membela tindakan keras Rohingya menegaskan bahwa Myanmar akan selalu berada di sisi Cina.
"Sebagai tetangga kami tidak punya pilihan lain selain berdiri dengan (Cina) sampai akhir dunia," kata Suu Kyi dalam perayaan, Jumat (17/1) malam.
Cina saat ini investor terbesar di Myanmar, termasuk pembangunan dermaga laut dalam, beberapa zona ekonomi, dan jalur kereta cepat.
Namun disebabkan ketidakpercayaan terhadap rencana investasi China bahwa proyek akan memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat.
Sementara itu di Yangon, pengunjuk rasa diperkirakan berunjuk rasa menentang proyek bendungan Myitsone di Myanmar yang didukung Cina.
No comments:
Post a Comment